Kita sedang menyaksikan pergeseran demografis kritis di Tiongkok, di mana penurunan tingkat kelahiran menimbulkan kekhawatiran mendesak. Negara tersebut menghadapi proyeksi penurunan populasi sebanyak 1,39 juta pada tahun 2024, tingkat kelahiran terendah dalam enam dekade. Sebagai tanggapan, pemerintah mengimplementasikan berbagai inisiatif, termasuk insentif finansial dan dukungan pengasuhan anak yang ditingkatkan untuk mengurangi tekanan ekonomi. Namun, masalah sosial seperti biaya hidup yang tinggi, peran gender tradisional, dan perubahan prioritas pribadi mempersulit upaya ini. Meskipun ada inisiatif, seringkali masih tidak cukup untuk mengatasi kekhawatiran yang sudah mengakar. Menjelajahi tantangan-tantangan ini lebih lanjut mengungkapkan sifat berlapis dari krisis demografis ini.
Tantangan Demografis Saat Ini
Saat kita meninjau tantangan demografis saat ini di China, terlihat jelas bahwa negara tersebut menghadapi penurunan populasi yang signifikan.
Dengan penurunan sekitar 1,39 juta orang, mencapai 1,408 miliar pada tahun 2024, kita melihat penurunan pertama sejak tahun 1961. Tingkat kelahiran telah anjlok ke level terendah dalam enam dekade, memunculkan kekhawatiran tentang keberlanjutan populasi kita.
Biro Statistik Nasional melaporkan penurunan sebanyak 850.000 orang dari tahun 2022, semakin menyoroti urgensi krisis ini. Sebuah populasi yang menua mempersulit keadaan, karena para ahli memperingatkan tentang potensi kekurangan tenaga kerja dan konsekuensi ekonomi.
Sebuah survei nasional oleh Komisi Kesehatan Nasional berusaha mengungkap mengapa pasangan muda ragu untuk memiliki anak, mencerminkan kekhawatiran yang semakin dalam mengenai perencanaan keluarga dan stabilitas finansial.
Inisiatif Pemerintah
Menanggapi penurunan angka kelahiran yang mengkhawatirkan, pemerintah Cina telah melaksanakan serangkaian inisiatif yang bertujuan untuk mendorong keluarga agar memiliki lebih banyak anak.
Inisiatif-inisiatif ini termasuk insentif finansial untuk meringankan tekanan ekonomi yang seringkali menghalangi calon orang tua. Pemerintah daerah menawarkan subsidi yang langsung ditujukan untuk mengurangi biaya yang berkaitan dengan pengasuhan anak.
Selain itu, pemerintah sedang memperluas dukungan penitipan anak dengan meningkatkan akses ke fasilitas penitipan anak modern, yang sangat penting bagi orang tua yang bekerja.
Komisi Kesehatan Nasional juga telah mewajibkan rumah sakit yang ramah ibu untuk mengintegrasikan skrining depresi perinatal ke dalam perawatan rutin, memastikan kehamilan yang lebih sehat.
Lebih lanjut, mengadvokasi tanggung jawab pengasuhan bersama bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi keluarga, pada akhirnya meningkatkan daya tarik untuk memiliki lebih banyak anak di Cina.
Kekhawatiran Masyarakat
Meskipun banyak dari kita mungkin mengakui upaya pemerintah untuk meningkatkan tingkat kelahiran, kekhawatiran masyarakat memiliki peran penting dalam membentuk keputusan perencanaan keluarga di Tiongkok.
Kekhawatiran publik yang meningkat mengenai beban finansial dan mental dalam membesarkan anak telah berdampak signifikan terhadap ekspektasi orang tua. Biaya pengasuhan anak yang tinggi membuat calon orang tua berpikir ulang, sementara peran gender tradisional yang tetap menjadi penghalang, terutama bagi perempuan yang mengalami gangguan karir.
Kebijakan cuti ayah yang terbatas di banyak provinsi semakin mempersulit pengasuhan bersama, membuat ekspansi keluarga menjadi kurang menarik. Selain itu, pergeseran budaya menuju penghargaan terhadap kebebasan pribadi dan kemajuan karir di kalangan pemuda berkontribusi pada keengganan untuk memulai keluarga.
Ketika kita menavigasi tantangan-tantangan masyarakat ini, memahami pengaruh mereka terhadap perencanaan keluarga menjadi penting untuk mengatasi penurunan tingkat kelahiran.
Leave a Comment