Nasional

ITB Expert: Mengaktifkan Kembali Bandara Husein Sastranegara Tidak Akan Efektif

Meskipun memiliki potensi manfaat, pakar ITB memperingatkan bahwa mengaktifkan kembali Bandara Husein Sastranegara dapat menghadapi tantangan signifikan yang dapat merusak efektivitasnya.

Saat kita mempertimbangkan usulan untuk mengaktifkan kembali Bandara Husein Sastranegara, sangat penting untuk menimbang manfaat potensial terhadap tantangan geografis yang ada. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menegaskan bahwa membuka kembali bandara ini dapat secara signifikan meningkatkan pariwisata dan membantu mengatasi kerugian ekonomi yang disebabkan oleh penutupannya untuk penerbangan komersial pada tahun 2023.

Namun, kita harus secara kritis menilai apakah usulan ini benar-benar sejalan dengan kenyataan terkait keselamatan bandara dan kelayakan operasionalnya.

Ahli transportasi Sony Sulaksono dari ITB telah mengemukakan kekhawatiran yang valid mengenai keterbatasan geografis dari Bandara Husein Sastranegara. Terletak di antara pegunungan di sekitarnya, bandara ini menghadapi tantangan besar yang dapat membatasi operasi penerbangan, menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan. Kita semua tahu bahwa keselamatan bandara adalah hal yang tidak bisa dikompromikan, dan setiap usaha untuk mengaktifkan kembali Husein harus memprioritaskan aspek ini guna melindungi penumpang dan awak pesawat.

Jika kita gagal mengatasi kekhawatiran keselamatan ini secara memadai, kita mungkin secara tidak sengaja membahayakan nyawa, yang malah merusak kebangkitan ekonomi yang kita harapkan.

Saat ini, Bandara Husein Sastranegara terbatas pada penerbangan militer dan terbatas, sementara Bandara Kertajati berjuang dengan jumlah penumpang yang rendah dan biaya operasional yang sangat tinggi lebih dari Rp 60 miliar per tahun. Perbandingan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengevaluasi kepraktisan membuka kembali Husein.

Banyak warga yang lebih memilih bepergian dari Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta, sebuah tren yang semakin memperumit ide menghidupkan kembali Husein sebagai alternatif yang layak.

Meskipun kita semua mengakui potensi dampak pariwisata dari pembukaan kembali Husein, kita juga harus mempertimbangkan implikasi yang lebih luas. Mengaktifkan kembali bandara tanpa mengatasi masalah mendasar bisa memperburuk kemacetan dan tantangan operasional yang sudah ada di Bandung.

Ini tidak hanya akan meniadakan manfaat pariwisata yang diharapkan tetapi juga dapat membuat frustrasi para pelancong, mengurangi pengalaman mereka secara keseluruhan.

Dalam melihat ke masa depan, kita perlu mengadvokasi solusi yang mendorong keselamatan dan aksesibilitas secara bersamaan. Jika mengaktifkan kembali Bandara Husein Sastranegara dianggap sebagai opsi yang layak, kita harus memastikan bahwa protokol keselamatan cukup kuat untuk mengakomodasi keterbatasan geografis.

Selain itu, kita harus mengeksplorasi strategi alternatif untuk meningkatkan pariwisata dan mengembangkan ekonomi lokal, mungkin dengan berinvestasi dalam peningkatan infrastruktur di Kertajati atau mengembangkan koneksi transportasi yang lebih baik ke Halim Perdanakusuma.

Akhirnya, saat kita menavigasi isu-isu kompleks ini, mari kita berkomitmen untuk membuat pilihan yang memprioritaskan keselamatan dan keberlanjutan ekonomi, memastikan bahwa komunitas kita berkembang tanpa mengorbankan kesejahteraan warga dan pengunjungnya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Trending

Exit mobile version