Politik
Taktik Militer Tiongkok: Mengungkap Strategi di Balik Pengelilingan Pesawat Terhadap Taiwan
Menghadapi tekanan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya, Taiwan bergulat dengan taktik pengepungan strategis China—apa dampak yang akan terjadi terhadap kedaulatan pulau tersebut?

Saat kita menelusuri perkembangan taktik militer Tiongkok, jelas bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah mengadopsi pendekatan multifaset yang bertujuan untuk memberikan tekanan pada Taiwan. Perkembangan terbaru mengungkapkan peningkatan tekanan militer yang signifikan, dengan jumlah pelanggaran udara yang mencapai rekor pada tahun 2025. Dalam waktu 24 jam saja, Taiwan mendeteksi 45 jet tempur Tiongkok di wilayah udaranya, meningkatkan kekhawatiran tentang niat dan kemampuan PLA.
Strategi PLA tidak hanya sebatas demonstrasi kekuatan; ini termasuk latihan tembak langsung dan latihan militer yang dilakukan hanya 74 kilometer dari pantai Taiwan. Tindakan tersebut, yang telah dikutuk oleh Kementerian Pertahanan Taiwan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma internasional, berfungsi sebagai sinyal jelas kesiapan Tiongkok untuk meningkatkan ketegangan. Dengan mengerahkan 32 pesawat dalam jarak yang sangat dekat, PLA bertujuan untuk menciptakan suasana intimidasi dan ketidakpastian, memaksa Taiwan untuk mempertimbangkan kembali sikap politik dan responsnya terhadap Beijing.
Selain itu, kita tidak bisa mengabaikan aspek perang psikologis dari taktik Tiongkok. Penggunaan balon untuk tujuan pengumpulan intelijen telah muncul sebagai alat koersi zona abu-abu. Sejak Desember 2023, hampir 20 balon telah menyeberangi garis median Selat Taiwan, memperumit situasi lebih lanjut. Jenis manuver ini tidak hanya mengumpulkan informasi vital tetapi juga berfungsi untuk mengganggu populasi Taiwan, memperkuat narasi kerentanan dan ancaman yang akan datang.
Aktivitas militer Tiongkok sangat terkait dengan politik domestik Taiwan. PLA sering meningkatkan manuvernya sebagai tanggapan terhadap perkembangan politik atau perubahan kepemimpinan di Taiwan, menggambarkan pendekatan yang dihitung untuk mempengaruhi sentimen publik dan melemahkan otoritas pemerintah. Metode tekanan ini dirancang untuk menimbulkan perpecahan dan menciptakan lingkungan di mana Taiwan merasa semakin terisolasi dan rentan.
Saat kita menilai taktik militer ini, menjadi jelas bahwa kombinasi serangan udara dan latihan militer PLA adalah strategi yang disengaja untuk memaksa Taiwan. Penggelaran drone dan kapal tambahan lebih lanjut memperkuat narasi intimidasi ini. Strategi zona abu-abu ini mempersulit respons internasional, karena batas antara provokasi dan agresi langsung menjadi kabur.
Dalam menavigasi lanskap yang kompleks ini, kita harus tetap waspada dan terinformasi. Memahami nuansa strategi militer Tiongkok akan memberdayakan kita untuk mengadvokasi kebebasan dan kedaulatan di Taiwan. Taruhannya tinggi, dan kebutuhan akan tindakan yang koheren terhadap taktik semacam itu belum pernah lebih mendesak.