Kriminalitas
Tragis, Teknisi Wifi di Nganjuk Meninggal Berdiri Setelah Tersetrum, Menjadi Tontonan Warga Lokal
Patah hati, seorang teknisi WiFi di Nganjuk tewas tersengat listrik, memicu perdebatan tentang keselamatan dan reformasi yang mendesak. Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Pada tanggal 22 Januari 2025, seorang teknisi WiFi muda, MFR, meninggal secara tragis di Prambon, Nganjuk, setelah tersengat listrik saat memasang kabel. Ia secara tidak sengaja menyentuh kabel listrik PLN yang masih hidup, dan meskipun respons darurat cepat datang, ia dinyatakan meninggal di tempat. Insiden yang memilukan ini telah meninggalkan kesedihan dalam komunitas, memicu diskusi tentang keselamatan dan advokasi untuk perubahan. Video-video dari saksi mata yang beredar di media sosial menekankan risiko yang dihadapi oleh teknisi. Banyak warga lokal kini menyerukan pelatihan yang lebih baik dan protokol keselamatan yang lebih ketat untuk mencegah kecelakaan di masa depan. Masih banyak yang perlu diungkap tentang bagaimana komunitas merespons dan mendorong reformasi.
Rincian Insiden
Pada tanggal 22 Januari 2025, sebuah insiden tragis terjadi di Prambon, Nganjuk, di mana seorang teknisi WiFi muda, MFR, tewas tersengat listrik saat bekerja di tiang listrik bertegangan tinggi.
MFR sedang memasang kabel WiFi ketika ia menyentuh kabel PLN yang masih hidup, mengakibatkan kejutan listrik yang fatal. Saksi mata menggambarkan pemandangan yang mengerikan, dengan MFR tergantung dalam posisi duduk, terjerat dalam kabel internet, dan terlihat luka bakar.
Layanan darurat tiba dengan cepat, namun sayangnya MFR dinyatakan meninggal di tempat kejadian.
Insiden ini menekankan pentingnya keselamatan listrik dan pelatihan teknisi yang komprehensif. Kita harus mendorong protokol keselamatan yang lebih ketat untuk mencegah tragedi seperti ini di masa depan, memastikan semua teknisi dilengkapi dengan keterampilan dan perlengkapan pelindung yang diperlukan.
Reaksi Komunitas
Ketika komunitas di Prambon, Nganjuk berjuang dengan kehilangan tragis teknisi muda tersebut, banyak warga yang mengungkapkan kejutan dan kesedihan mereka atas kejadian tersebut.
Aliran belasungkawa mencerminkan keinginan kolektif untuk perubahan, dengan diskusi yang memicu seputar kesadaran komunitas dan advokasi keselamatan.
Video-video saksi mata yang beredar di media sosial telah meningkatkan kekhawatiran tentang bahaya yang dihadapi teknisi dalam kondisi yang berbahaya.
Warga meminta peningkatan langkah-langkah keselamatan dan pelatihan yang lebih komprehensif bagi pekerja, mendesak pihak berwenang lokal dan penyedia layanan untuk menerapkan regulasi yang lebih ketat.
Peristiwa tragis ini telah menggerakkan komunitas untuk melaporkan kondisi kerja yang tidak aman, menekankan perlunya langkah proaktif untuk mencegah kecelakaan serupa di masa depan.
Dorongan untuk perubahan belum pernah seurgent ini.
Rekomendasi Keselamatan
Kehilangan tragis teknisi muda di Nganjuk menyoroti kebutuhan mendesak akan peningkatan tindakan keamanan dalam bidang pekerjaan listrik.
Kita harus mengutamakan pelatihan yang tepat mengenai bahaya listrik, terutama bahaya dari jalur tegangan tinggi. Teknisi harus selalu memakai perlengkapan pelindung, termasuk sarung tangan dan alas kaki yang terisolasi, untuk mengurangi risiko sengatan listrik saat pemasangan.
Penting untuk menetapkan protokol keselamatan yang jelas untuk bekerja dekat dengan sumber listrik, memastikan bahwa semua pedoman diikuti. Audit dan inspeksi keselamatan secara rutin terhadap tiang utilitas dapat membantu mengidentifikasi bahaya sebelum pekerjaan dimulai.
Selain itu, kita seharusnya mendukung kampanye kesadaran publik untuk mendidik baik pekerja maupun komunitas tentang risiko pemasangan listrik, mendorong pelaporan kondisi tidak aman secara segera.